- November 20, 2024
- nahdlatul_quran
- 0 Comments
- Dawuh Guru, Kegiatan Santri, Mengaji, Santri Kudus, Santri Mengaji, Santri Qur'ani
SIMA’AN MENJADI KEGIATAN PEMBIASAAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ NAHDLATUL QUR’AN KUDUS
Sima’an terambil dari bahasa Arab yaitu sami’a-yasma’u “سمع – يسمع” yang berarti mendengarkan atau menyimak. Pengertian lain merujuk pada bahasa Indonesia menjadi “simaan” atau “simak” apabila diserap dalam bahasa Jawa disebut “sema’an” yaitu kegiatan memperdengarkan dan menyimak lantunan ayat suci al-Qur’an yang dilakukan oleh ḥuffaẓ al-Qur’an (penghafal al-Qur’an) sesuai kategorinya dan dibacakan secara keseluruhan di hadapan ustadz atau ustadzah.
Istilah Sima’an merupakan tradisi masyarakat santri dalam hal membaca dan mendengarkan hafalan al-Qur’an. Seperti yang dilakukan oleh santri Pondok Pesantren Tahfidz Nahdlatul Qur’an Kudus lil Banat wa Banin). Serangkaian kegiatan ini dimulai pada awal Rabiul Awwal (17/9) lalu. Dimulai dengan sholat shubuh berjama’ah, dan dilanjutkan dengan menyimak para penghafal al-Qur’an. Kegiatan ini berlangsung dari malam Rabu hingga waktu Isya’ yang dilafalkan oleh para khotimat, kemudian dilanjut malam Kamis oleh para santri secara bergantian dan dijeda dengan pelaksanaan sholat fardhu berjama’ah. Sima’an berlangsung sejak pukul 07.00 hingga pukul 22.00 WIB. Pada proses sima’an tersebut, sang penghafal (al-Ḥafizh) membacakan al-Qur’an di hadapan ustadzah untuk didengarkan atau disimak dengan seksama. Dan musammi’ (orang yang mendengarkan) mengoreksi bacaan-bacaan al-ḥafizh apabila ditemukan kekurangan atau kelebihan bacaan termasuk mengenai makhorijul huruf dan hukum bacaan (tajwid)-nya. Suasana pondok tampak begitu syahdu selama proses simaan berlangsung.
Sema’an al-Qur’an merupakan sebuah agenda rutinan yang dijadwalkan 2 kali dalam setahun. Sebab kegiatan ini tidak lain bertujuan memperkuat hafalan untuk bekal di masyarakat kelak. Begitulah penjelasan dari Ibu Nyai Hj. Ade Farchatul Lathifah ketika menjelang sima’an.
Harapan dilaksanakan kegiatan tersebut adalah agar dapat membantu menjaga kualitas hafalan yang dimilikinya. Selain itu menjadikan para santri termotivasi untuk lebih tekun dan semangat lagi dalam menghafal kalam Allah SWT.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan syafa’at al-Qur’an kelak di akhirat. Aamiin.
Leave a Comment