
- July 2, 2025
- nahdlatul_quran
- 0 Comments
- Kegiatan Santri
Kisah Nabi Musa AS di Bulan Muharram: Momentum Hijrah dan Kemenangan Iman
Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Di dalamnya terdapat hari agung bernama Hari Asyura (10 Muharram), yang sarat makna dan sejarah penting dalam perjalanan umat para nabi.
Salah satu kisah paling menggetarkan iman yang terjadi di bulan ini adalah kisah Nabi Musa ‘Alaihissalam, ketika Allah menyelamatkan beliau dan kaumnya dari kejaran Fir’aun yang dzalim. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an dan menjadi pengingat akan keagungan pertolongan Allah bagi orang-orang yang bertakwa.
Kisah dalam Al-Qur’an
Allah berfirman:
“Maka Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah laut itu dan setiap belahan seperti gunung yang besar.”
(QS. Asy-Syu’ara: 63)
Ketika Nabi Musa dan Bani Israil berada dalam keadaan terjepit antara Laut Merah dan pasukan Fir’aun yang mengejar dari belakang, para pengikut Nabi Musa sempat ketakutan. Namun, Nabi Musa dengan penuh keyakinan berkata:
“Sekali-kali tidak akan tersusul! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
(QS. Asy-Syu’ara: 62)
Atas izin Allah, laut pun terbelah, memberikan jalan bagi Nabi Musa dan pengikutnya untuk selamat. Sementara Fir’aun dan bala tentaranya ditenggelamkan sebagai bukti keadilan Allah dan kehancuran bagi para penindas.
Asyura: Hari Puasa dan Refleksi Iman
Ketika Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Ketika ditanya, mereka menjawab bahwa itu adalah hari di mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dari Fir’aun. Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
“Kami lebih berhak terhadap Musa daripada mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sejak saat itu, Nabi Muhammad ﷺ menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di Hari Asyura sebagai bentuk syukur atas kemenangan iman dan pembebasan dari kezaliman.
✨ Pelajaran Penting untuk Santri dan Umat Islam
Keajaiban datang bersama tawakal:
Nabi Musa tetap tenang di saat genting karena yakin kepada pertolongan Allah. Inilah iman sejati yang harus diteladani oleh para penuntut ilmu dan penghafal Al-Qur’an.Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi berpindah dari keburukan menuju kebaikan:
Bulan Muharram adalah momen tepat untuk memulai hijrah hati dan amal, memperbaiki diri, memperkuat hafalan, dan memperbaiki akhlak.Kemenangan adalah milik orang-orang yang sabar:
Seperti Nabi Musa dan kaumnya, kemenangan akan diraih oleh mereka yang bersabar, bertawakal, dan tetap istiqamah di jalan Allah.
Mari jadikan bulan Muharram ini sebagai momentum muhasabah dan hijrah diri, memperbarui niat kita dalam menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Semoga kita termasuk golongan yang ditolong Allah, sebagaimana Allah menolong Nabi Musa ‘Alaihissalam.
Leave a Comment