- September 13, 2024
- nahdlatul_quran
- 0 Comments
- Dawuh Guru, Kegiatan Santri, Mengaji, Santri Kudus, Santri Mengaji, Santri Qur'ani
PENTINGNYA SANAD KEILMUAN
ﻳﻈﻦّ ﺍﻟﻐُﻤْﺮُ ﺃﻥ ﺍﻟﻜُﺘْﺐَ ﺗَﻬﺪﻱ – ﺃﺧَﺎ ﺟَﻬﻞٍ ﻹﺩْﺭﺍﻙِ ﺍﻟﻌُﻠﻮﻡِ
ﻭﻣَﺎ ﻳَﺪﺭﻱﺍﻟﺠﻬﻮﻝُ ﺑﺄﻥّ ﻓِﻴﻬﺎ – ﻏَﻮﺍﻣِﺾ ﺣَﻴّﺮﺕ ﻋَﻘﻞَ ﺍﻟﻔﻬﻴﻢِ
ﺇﺫﺍ ﺭُﻣﺖ ﺍﻟﻌُﻠﻮﻡَ ﺑﻐﻴﺮِ ﺷﻴﺦٍ – ﺿﻠﻠﺖَ ﻋَﻦ ﺍﻟﺼِﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤُﺴﺘﻘِﻴﻢ
ﻭﺗﻠﺘَﺒِﺲُ ﺍﻷﻣُﻮﺭُ ﻋﻠﻴﻚَ ﺣَﺘﻰ – ﺗﺼﻴﺮَ ﺃﺿﻞَّ ﻣِﻦ ﺗُﻮﻣﺎ ﺍﻟﺤَﻜﻴﻢ
“Banyak orang mengira bahwa kitab-kitab itu dapat menuntun orang-orang bodoh untuk mendapatkan ilmu, padahal lebih bodohnya lagi (mereka tidak mengetahui) bahwa didalam kitab-kitab tersebut terdapat banyak keterangan yang dapat membingungkan orang cerdas (sekalipun).
Jika kau mencari ilmu dengan tanpa adanya guru, maka kau akan tersesat dari jalan yang lurus. Segala sesuatu akan menjadi samar bagimu hingga engkau lebih tersesat daripada kisahnya Tuma Al-Hakim.”
(Syi’ir Masyhur al Imam Abu Hayyan Al Andalusy)
Sebuah kisah dari Tuma Al-Hakim yang menjadi Lambang Kebodohan pada masanya.
Alkisah Tuma Al-Hakim adalah anak dari seorang tabib yang terkenal di daerahnya. Karena kealiman ayahnya dalam bidang pengobatan, sampai-sampai ayahnya tersebut memiliki perpustakaan besar dan berisi buku-buku yang bermacam-macam pula. Masa remaja Tuma Al-Hakim dihabiskan untuk mempelajari kitab-kitab yang ada di perpustakaan milik ayahnya tanpa sekalipun berguru kepada seseorang. Suatu ketika sang ayah meninggal ketika Tuma baru menginjak usia dewasa. Ia diminta dan dipercaya masyarakat setempat untuk menggantikan ayahnya menjadi tabib. Dengan berbekal ilmu dari kitab dan buku yang ia baca sewaktu muda,Tuma merasa sanggup untuk menerima tawaran itu.
Pada masa awal ia bertugas, ia berhasil menyembuhkan beberapa orang dari penyakitnya. Hingga di suatu hari, datang Si Fulan dengan mengeluhkan sakit yang belum pernah ia dengar selama ini. Tuma pun kebingungan dan mencari solusi dengan mendatangi kembali perpustakaan milik ayahnya. Setelah beberapa saat, Tuma menemukan sebuah kitab lapuk yang menjelaskan obat dari penyakit Si Fulan tersebut, yang bertuliskan :
“”الحية السوداء شفاء من كل داء
Ular Hitam adalah obat dari segala penyakit
Begitu menemukan obatnya, Tuma langsung bergegas mencari ular hitam untuk dibuatkan ramuan dan diberikan kepada Si Fulan. Bukannya membaik, Fulan malah tidak sadarkan diri dan berujung pada kematian. Tuma Al Hakim disalahkan atas kejadian tersebut dan dimintai keterangan oleh masyarakat setempat. Akhirnya ia menjelaskan kronologi kejadiannya dan dibawakanlah satu kitab lapuk milik ayahnya. Alangkah terkejutnya Tuma ketika ia menelaah kembali tulisan di dalam kitab tersebut, dengan tulisan yang cukup samar :
“الحبة السوداء شفاء من كل داء”
Jinten Hitam adalah obat dari segala penyakit
Dari cerita diatas, dapat ditarik sebuah hikmah tentang Bahayanya Orang Mencari Ilmu tanpa ada Sanad Keilmuan yang jelas. Karena tanpa adanya guru, kita tak akan mendapat arahan dari ilmu yang kita pelajari. Semoga bermanfaat !
Leave a Comment