- August 16, 2025
- nahdlatul_quran
- 0 Comments
- Kegiatan Santri
Kemerdekaan dalam Cahaya Al-Qur’an: Teladan dari Para Sahabat
Kemerdekaan sejati adalah ketika manusia terbebas dari perbudakan hawa nafsu dan hanya tunduk kepada Allah ﷻ. Inilah yang dicontohkan oleh para sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Mereka bukan hanya generasi yang menghafal dan menjaga Al-Qur’an, tetapi juga membumikan nilai-nilainya dalam kehidupan dan perjuangan.
Salah satu sahabat yang menjadi teladan adalah Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, seorang penghafal Al-Qur’an sekaligus penulis wahyu. Di usia muda, Zaid telah mengikat dirinya dengan Al-Qur’an. Baginya, kemerdekaan adalah ketika seorang pemuda tidak dikekang oleh kesenangan dunia, melainkan mengabdikan diri untuk menjaga kalam Allah. Karena jasanya, mushaf Al-Qur’an terkumpul rapi hingga bisa kita baca sampai hari ini.
Demikian pula Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu, seorang budak yang dimerdekakan oleh Islam. Meski tubuhnya disiksa di bawah terik matahari, lisannya tetap mengucapkan, “Ahad, Ahad” (Allah Yang Maha Esa). Inilah kemerdekaan rohani: meski tubuh terikat rantai, hatinya merdeka bersama tauhid. Bilal membuktikan bahwa kemerdekaan sejati adalah milik orang yang teguh dengan iman.
Santri penghafal Al-Qur’an hari ini sejatinya sedang melanjutkan perjuangan para sahabat. Dengan menjaga hafalan, mereka memerdekakan diri dari kebodohan, perpecahan, dan gelapnya zaman. Hafalan Al-Qur’an yang melekat di dada santri adalah benteng, sekaligus cahaya yang akan menerangi kemerdekaan bangsa.
Maka, tugas kita adalah mengisi kemerdekaan ini bukan sekadar dengan kebebasan duniawi, tetapi dengan meneladani para sahabat Nabi: menjaga Al-Qur’an, mengamalkannya, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai ruh perjuangan hidup.
Oleh : Abdur
Leave a Comment